KOMISI Somatua Intan Jaya

Komunitas Independent Somatua Intan Jaya adalah sebuah wadah yang lahir dari kegelisahan hati dan pergumulan mahasiswa dan pelajar Intan Jaya yang ada di kota study Jayapura untuk memproteksi manusia dan alam yang ada di kabupaten ntan jaya dan secara umum di Papua.

Masyarakat Intan Jaya Diharapkan Kerja, Bukan Harap Pemda Intan Jaya

Posted by KOMISI SOMATUA on Kamis, 22 Maret 2012


Alam Inta Jaya, Foto : Misael Maisini
Dulu sebelum adanya pemekaran kabupaten Intan Jaya masyarakat intan jaya rajin berkebun, berburu dan juga transaksi kulit bia. Hasil berkebun kadang di jual dipasar tradisional sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh masyarakat setempat, sedangkan hasil buruan kadang dibawa kepada orang yang dipesan agar dikemudian hari mendapat imbalan dan kadang juga hanya dibawa kepada seseorang karena saudara. Untuk kulit bia atau dalam bahasa setempat mengatakan (Kiggi) biasa dilakukan oleh kepala suku yang dalam bahasa setempat mengatakan Sonowi.
 
Semua Budaya ini terkikis dengan sendirinya dengan adanya pemekaran kabupaten Intan Jaya. Masyarakat sudah menjadi malas untuk kerja, malas untuk berburu dan malas untuk transaksi kulit bia. Tempat – tempat berkebun dan berburuh menjadi hutan besar dan jalan – jalan setapak tempat berburupun tertutup, karena tidak dilewati orang. Masyarakat mulai kenakan dengan beras raskin, uang turkam dan sejenisnya sehingga masyarakat sudah menjadi malas untuk bekerja. Jika pemerintah kabupaten intan jaya tidak ada di Intan Jaya masyarakat mulai mengeluh dan menanyakan kapan pemerintah naik ke Intan Jaya. 

Masyarakat menganggap pemerintah Intan Jaya sebagai kebun mereka untuk mendapatkan uang, sehingga masyarakat harus turun ke Nabire dengan meninggalkan keluarga mereka menderita berbulan – bulan di Intan Jaya. Masyarakat Turun ke Nabire  dengan Tujuan Kunjunggi Rumah Pemda Intan Jaya dari rumah ke rumah. Memangnya masyarakat punya kebunkah di pemerintah,..kah,..? Yang dalam bahasa setempat mengatakan (Igi Indo Hago Pemerintah Ombea Migamagapa,.?

Hal ini mungkin kelalaian pemerintah Intan Jaya yang menetap di Kabupaten Nabire berbulan – bulan bahkan tahun. Bagimana masyarakat mau mendapatkan uang untuk kebutuhan mereka sehari – hari jika pemerintah menetap di kabupaten lain, karena masyarakat akan hidup baik jika pemerintah belanja sesuatu yang di pasarkan oleh masyarakat dan masyarakat akan merasa senang dengan kehadiran seorang pejabat ditengah – tengah masyarakat.  

Masyarakat Intan Jaya kini mati, karena perputaran uang pada masyarakat terjadi di kabupaten lain bukan di kabupaten Intan Jaya. Peredaran uang dalam masyarakat sebagai peredaran Darah, sehingga tidak salah bila masyarakat selalu turun ke Nabire berbulan – bulan bahkan tahun – tahun. Jika pemerintah Kabupaten Intan Jaya berada dan menetap di Intan Jaya tidak menutup kemungkinan masyarakat akan beta tinggal di Intan Jaya.


Oleh : Misael Maisini

Blog, Updated at: 22.18

0 komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU

Komisi Somatua Intan Jaya. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts