KOMISI Somatua Intan Jaya

Komunitas Independent Somatua Intan Jaya adalah sebuah wadah yang lahir dari kegelisahan hati dan pergumulan mahasiswa dan pelajar Intan Jaya yang ada di kota study Jayapura untuk memproteksi manusia dan alam yang ada di kabupaten ntan jaya dan secara umum di Papua.

Kapitalisme dan Sosialisme

Posted by KOMISI SOMATUA on Rabu, 06 Februari 2013


Kleopas Sondegau, Foto; DOk KOMISI
Oleh : Fr.Kleopas Sondegau

Pengantar

Setiap manusia tentu menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Keinginan akan yang terbaik itu nyata dalam berbagai upaya yang dilakukannya demi memenuhi visi yang diimpikan itu. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan hidup itu meliputi: bekerja baik kerja fisik (masyarakat) maupun kerja otak (mentalitas kapitalis: tidak perlu menguras tenaga secara berlebihan karena yang kerja itu ada orang lain: para buruh), berkebun, menanam saham, dan seterusnya. Semua bentuk upaya itu berorientasi pada pemenuhan akan berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan akan rasa aman, damai, dan juga ingin agar tercipta suasana harmonis di antara sesama  manusia baik yang miskin (masyarakat kelas bawah) maupun yang kaya (masyarakat kelas menengah dan kelas atas/kaum kapitalis).

 Visi mulia akan “menginginkan yang terbaik” dalam hidup itu  tidak sepenuhnya dicapai oleh manusia. Mengapa? Karena hal ini tentu disebabkan oleh adanya persaingan dari para kapitalis dalam mengejar laba yang sebesar-besarnya. Dampak dari adanya persaingan itu turut mempengaruhi pola hidup masyarakat kecil sehingga apa yang diinginkan oleh masyarakat kecil (parah buruh) akan kelayakan hidup itu kurang dipenuhi. Akibatnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Barangkali inilah fenomena yang sangat nampak di seluruh belahan bumi ini termasuk Indonesia pada umum dan Papua pada khususnya.

Jika yang terjadi adalah “yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin”, maka pertanyaannya adalah: fenomena seperti ini salah siapa? Apakah karena masyarakat malas kerja? Atau apakah karena Negara/pemerintah yang berperan sebagai penengah itu justru mendukung kapitalis? Bagi saya barangkali semua realitas itu terjadi karena adanya SISTEM yang tidak memihak masyarakat sehingga sistem yang dibuatnya itu terkesan menindas masyarakat. Di sini peran pemerintah sangat diharapkan untuk menjadi penengah agar kesejahteraan hidup masyarakat juga terpenuhi. Jika tidak maka potret kemiskinan dan penderitaan masyarakat kecil menjadi realitas yang memperlihatkan kepada dunia bahwa itulah potret kebiadaban dan kegagalan Negara dalam memperhatikan kesejahteraan hidup rakyatnya. Solusi yang terbaik adalah tidak ada jalan lain selain memperbaharui sistem.


I.       KAPITALISME DAN SOSIALISME

1.1   KAPITALISME

Sebelum kita menganalisis dan mencari relevansi yang tepat mengenai kapitalisme, maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa itu kapitalisme menurut beberapa sumber.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kapitalisme dilihat sebagai sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas. Sedangkan menurut Kamus Sosiologi-Antropologi, kapitalisme didefinisikan sebagai suatu sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang memiliki ciri-ciri: memiliki modal yang besar dalam produksi, kebebasan yanga relatif besar dalam kegiatan perekonomian, sumber modal berasal dari modal pribadi, dan seterusnya.

Berdasarkan arti kata, kapitalisme atau capital berasal dari bahasa Latin yakni capul yang berarti “kepala” muncul pertama kali pada abad XII dan XIII, yang artinya dana, persediaan barang, sejumlah uang dan bunga uang pinjaman. Dalam perkembangan selanjutnya yakni abad XVIII istilah tersebut digunakan secara umum khususnya dalam konteks capital produktif. Dan dalam hal ini tokoh Karl Marx tak dilupakan. Beliau melihat kapitalisme sebagai “masyarakat yang memproduksi komoditas” di mana alat-alat produksi utama dimiliki oleh kelas khusus, kaum borjuis, dan tenaga buruh juga menjadi komoditas yang dibeli dan dijual.

Bertolak dari dasar pemikiran di atas, maka Marx menyatakan bahwa, dari sudut pandang pemilik modal, satu-satunya tujuan produksi adalah laba. Laba bukan hanya penting untuk dikonsumsi pribadi si pemilik modal, namun yang lebih penting adalah investasi demi mempoleh laba di masa depan. Dalam analisisnya Marx melihat adanya implikasi bahwa kaum pemilik modal mempunyai kepentingan untuk menekan kelas buruh, sementara para buruh juga mempunyai kepentingan untuk menghapuskan sistem kapitalisme. Namun cita-cita akan penghapusan sistem kapitalisme tersebut tidak akan tercapai apabila tidak ada kekompakan dan kerja sama dari seluruh pekerja. Untuk itu, perlu menyatukan persepsi tentang persatuan dan kesatuan melalui aksi pemogokan kerja secara besar-besaran agar mereka membuat kebijakan yang menguntungkan semua pihak atau jika itu gagal, maka kemungkinan bisa saja menciptakan masyarakat tanpa kelas. Di sini tampak ciri masyarakat sebagai makhluk sosial karena manusia yang satu bekerja sama dengan manusia yang lain khususnya dalam menghasilkan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup. Bertolak dari seluruh penjelasan tentang kapitalisme ini, maka dapat dikatakan bahwa logika para kapitalis adalah uang – barang - uang, sedangkan logika pra-kapitalis adalah barang – uang –barang. Dengan demikian kita perlu ketahui bahwa kapitalis awal memiliki prinsip “mereka mengembangkan ekonomi yang lebih tinggi berdasarkan ilmu, teknik-teknik, penemuan-penemuan baru, dan seterusnya”.


1.2   SOSIALISME

Sebelum kita menganalisis dan mencari relevansi yang tepat mengenai sosialisme, maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa itu sosialisme menurut beberapa sumber.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosialisme dilihat sebagai ajaran atau paham kenegaraan yang berusaha supaya harta benda, industri dan perusahaan menjadi milik Negara. Sedangkan menurut Kamus Sosiologi-Antropologi, sosialisme didefinisikan sebagai paham kenegaraan dan ekonomi yang berusaha agar harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik umum (negara). Kita juga perlu ketahui bahwa ide-ide sosialis, dalam berbagai bentuknya, telah diekspresikan di abad lampau namun sosialisme sebagai doktrin tersendiri dan sebagai gerakan baru muncul pada 1830-an ketika istilah itu dipakai secara umum. Ia kemudian menyebar secara cepat di Eropa, khususnya setelah revolusi 1848 dan pada akhir abad ke-19 muncul partai-partai sosialis besar di beberapa Negara, terutama di Jerman dan Austria. Sementara itu pemikiran sosialis makin menyebar ke seluruh dunia. Hal ini berarti bahwa sosialisme lebih merupakan suatu tindakan protes terhadap individualisme kapitalis yang terkesan otoriter, tidak menjunjung tinggi nilai kesetaraan, dst-nya. Dengan demikian jelaslah bahwa tujuan dari paham sosialisme adalah memperjuangkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, komitmen terhadap kesetaraan dan juga menciptakan masyarakat tanpa kelas.

Berbicara tentang sosialisme tidak terlepas dari tokoh Karl Marx. Mengapa? Karena beliau juga banyak memberikan sumbangan yang cukup berarti ketika masyarakat kecil berada dalam situasi memprihatinkan akibat adanya kekuasaan kapitalisme yang otoritatif. Beliau menyatakan bahwa kehidupan sosial tidak terlepas dari kerja sama manusia yang satu dengan manusia yang lain. Artinya bahwa dengan adanya kerja sosial akan menjadi kunci perubahan sosial di mana setiap orang akan bekerja sama dalam mengubah lingkungan alami sebagai lahan untuk menghasilkan berbagai produksi. Hal ini juga mengandaikan adanya kekuatan-kekuatan produksi dari setiap orang seperti pengetahuan dan ketrampilan. Selain itu hubungan-hubungan antar produksi juga penting karena bentuk-bentuk pengorganisasian sosial juga menentukan sejauh mana kekuatan-kekuatan produksi itu dimanfaatkan.


II.       ANALISIS

2.1   KAPITALISME

Logika para kapitalis adalah uang – barang – uang. Hal ini mau mengungkapkan bahwa kapitalis awal memiliki prinsip “mengembangkan ekonomi yang lebih tinggi berdasarkan ilmu pengetahuan, teknik-teknik, penemuan-penemuan baru, dst-nya. Artinya bahwa kapitalisme tidak akan pernah berhenti untuk berinvestasi dalam rangka mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Logika uang-barang-uang merupakan suatu paham yang dibangun oleh para kapitalis dengan menghalalkan berbagai cara demi keuntungan itu. Hal ini berarti para buruh adalah budak dari para penguasa. Mengapa? Karena nasib buruh ditentukan oleh kaum pemodal sehingga mau dan tidak, suka atau tidak suka, para buruh harus menguras tenaga demi kepentingan kapitalis. Dengan melihat realitas seperti itu, maka nilai kesetaraan, kebebasan dan keadilan sama sekali tidak nampak.

Yang lebih parah lagi adalah berbagai kebijakan dan peraturan ditetapkan oleh penguasa sehingga kapan saja bisa berubah sesuai kemauan kapitalis. Akibatnya para buruh dapat dirugikan kapan saja sehingga tidaklah mengherankan jika kemiskinan dan penderitaan semakian merajalela di kalangan masyarakat kecil. Sedangkan bagi masyarakat kelas menengah dan kelas atas tidak mengalami apa yang dialami oleh masyarakat kecil. Inilah potret bagaimana kaum pemilik modal bekerja demi laba yang sebesar-besarnya.

Di lain sisi kita jangan melihat kapitalisme hanya dari kaca mata negatif saja sebab seburuk-buruknya sesuatu pasti ada titik terangnya. Artinya bahwa dengan adanya kapitalisme tentu ada sisi positifnya juga. Sisi positif yang dimaksud adalah: jumlah pengangguran menurun, lapangan kerja tersedia, upah yang diberi sesuai jam kerja, dst-nya. Hal ini berarti bahwa dalam sistem kapitalisme hak-hak individu sangat dihormati, kesejahteraan hidup akan dijamin bagi mereka yang rajin, tekun dan sabar dalam melakukan tugas-tugas, dst-nya.

2.2   SOSIALISME

Sosialisme lebih merupakan suatu tindakan protes terhadap individualisme kapitalis yang amat otoriter dengan segala kebejatannya, seperti: menindas masyarakat kecil melalui berbagai kebijakan dan peraturan, tidak menjunjung tinggi nilai kesetaraan, dst-nya. Inilah akar masalah yang menyebabkan munculnya paham sosialisme di kalangan masyarakat. Paham sosialisme tersebut mempunyai tujuan pada dirinya sendiri yaitu demi memperjuangkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, membangun komitmen terhadap kesetaraan dan mengharapkan adanya masyarakat tanpa kelas. Penjelasan ini mau menyatakan bahwa sosialisme menginginkan adanya kepemilikan bersama atau kolektif. Artinya bahwa manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Karena makhluk sosial, maka manusia yang satu tidak dapat bekerja tanpa orang lain. Partisipasi dari sesama itu menunjukkan bahwa masyarakat dapat bekerja tanpa harus dikontrol oleh penguasa. Sosialisme juga mau menyatakan bahwa biarkanlah masyarakat memproduksi barang-barang sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang ada pada mereka. Dengan berlaku demikian, maka kesejahteraan masyarakat kecil akan tercapai.

Sosialisme juga merupakan reaksi atas liberalisme yang terlalu memutlakkan hak milik pribadi secara berlebihan. Hal ini tentu berorientasi pada keuntungan pribadi tanpa memperhatikan kebutuhan orang lain. Segala daya upaya yang dilakukan hanya demi kepentingan diri. Selain itu, sosialisme juga muncul karena adanya penolakan atas intervensi Negara dalam persaingan ekonomi atau dalam dunia industri. Konsekuensinya adalah hak individu harus dihapus dan diganti dengan kepemilikkan bersama/kolektif. Hal ini entah sadar atau tidak sadar, secara tidak langsung pada saat yang sama paham sosialisme turut melahirkan komunisme. Artinya bahwa segala milik yang diperjuangkan agar menjadi kepunyaan bersama itu lalu kemudian mengarah pada kepemilikan Negara sehingga Negara mengolah dan mengontrol demi kepentingan umum.


III.      RELEVANSI

3.1   KAPITALISME

Sistem ekonomi kapitalisme secara tidak langsung telah merambat ke seluruh dunia termasuk Indonesia pada umumnya dan Papua pada khususnya. Sistem kapitalisme yang berinvestasi di Papua mulai terasa di mana-mana dan salah satunya adalah amat nampak di wilayah kota Jayapura ini. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai mall yang ada di kota Jayapura ini. Mall-mall itu kini terlihat berdiri megah di sepanjang jalan raya. Katakanlah Saga Mall, Hola Plaza, Mega, Ramayana dan juga Mall terbesar di kota Jayapura yang baru saja diresmikan dan mall terbesar ini terdapat di samping paroki APO atau di depan GOR Jayapura. Berbagai mall ini mau memperlihatkan kepada kita bahwa itu lho namanya strategi ekonomi kapitalis atau bagian dari produk sistem kapitalis. Realitas seperti ini mau memperlihatkan bagaimana para pemilik modal itu bekerja di bumi Papua ini. Itulah wujud nyata dari cara kerja para kapitalis dalam mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Mereka bebas mengembangkan usahanya sendiri karena tentu saja diberi izin oleh pemerintah setempat demi pajak.

Dampak dari adanya mall-mall sebagai produk kapitalis itu, tentu ada segi positif dan juga negatif. Sisi positif itu terlihat dari: tersedia lapangan kerja, jumlah penganggur semakin menurun, memperoleh upah sesuai jam kerja, dan kini terlihat tenaga kerja asal Papua juga semakin banyak dst-nya. Sementara sisi negatifnya adalah hanya karena demi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak, pemerintah tanpa menyediakan tempat huni yang layak menyuruh masyarakat untuk menyingkir dari tempat yang hendak membangun mall itu. Akibatnya masyarakat yang adalah pemilik tanah leluhur itu terpaksa kehilangan tanah adatnya. Karena tanahnya tidak ada, maka jalan satu-satunya adalah menjadi penganggur dan bahkan miskin dan menderita di atas tanahnya sendiri. Inilah cara kerja sistem yang membuat masyarakat kecil semakin termaginalkan. Realitas seperti ini mau memperlihatkan kepada kita bahwa entah sadar atau tidak sadar, secara tidak langsung masyarakat yang miskin tetap miskin dan yang kaya semakin kaya.

Pemaparan di atas merupakan fakta yang terjadi di bumi Papua ini. Banyak orang Papua kehilangan tanah akibat pemerintah mengizinkan hadirnya berbagai mall di tanah Papua ini khususnya di kota Jayapura. Pemerintah dan pemilik modal bekerja sama demi kepentingan umum namun upaya mulia itu ternyata tanpa memikirkan nasib masyarakat kecil. Pemerintah Papua terkesan pelahap dan penjilat para kapitalis. Mengapa? Karena pemerintah hanya ikut-ikutan saja atas kemauan pemilik modal. Karena ikut-ikutan saja, maka masyarakat kecil menjadi korban entah korban tanah adat, harta benda maupun berbagai sarana-prasarana lainnya. Solusi yang tepat adalah pemerintah perlu menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang tanahnya hendak membangun mall/ruko-ruko itu agar mereka tidak merasa dimarginalkan.

3.2   SOSIALISME

Kita telah mengetahui bahwa paham sosialisme amat menekankan kepemilikan bersama/kolektivitas. Artinya bahwa segala milik pribadi entah apa pun bentuknya adalah bagian dari milik bersama atau dengan kata lain bukan milik pribadi. Hal ini secara tidak langsung berorientasi pada kemutlakan pemerintah atau Negara dalam mengendalikan roda pemerintahan demi kepentingan umum. Katakanlah salah satu pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan tentang kepemilikan tanah dan air sebagai milik Negara. Hal ini berarti bahwa dalam bingkai NKRI ini tidak ada istilah tanah milik si dia atau si ini dan itu. SDA dalam suatu wilayah yang merdeka secara berdaulat adalah milik bersama bukan milik pribadi. Dalam konteks kepemilikan bersama contoh ini bisa diterapkan.

Bertolak dari pemaparan tentang hak pribadi menjadi milik bersama di atas, jika dilihat secara cermat maka pada kenyataannya paham sosialisme itu tidak begitu nampak. Walaupun UUD “45 menyatakan tanah, air dan sebagainya itu merupakan milik bersama namun pada kenyataannya semua orang entah di mana saja di Indonesia ini sulit memberikan tanahnya kepada orang lain. Misalkan di Jawa sulit mencari tanah padahal dibutuhkan untuk pembangunan Gereja. Hal lainnya adalah semua orang mengetahui kalau tanah itu merupakan milik pribadi seseorang atau milik klen tertentu yang tidak bisa diambil oleh orang lain tanpa sepengetahuan sang pemilik. Hal ini bertolak dari filosofi orang Papua tentang tanah sebagai ibu yang memberikan sumber makanan. Karena itu tanah perlu dijaga dan dilestarikan agar generasi muda juga dapat menikmatinya.

IV.      KESIMPULAN

Jika dilihat secara teliti, maka kita akan mengetahui bahwa paham kapitalisme dan sosialisme itu mempunyai tujuan yang sama yakni ingin mencapai kebahagiaan hidup. Namun kebahagiaan hidup yang hendak dicapai itu berbeda jalan. Paham kapitalisme menempuh jalan uang – barang- uang. Artinya bahwa segala upaya yang dilakukan tidak lain ujung-ujungnya adalah uang. Oleh karena itu, keuntungang yang sebesar-besarnya adalah misi pokok dalam paham kapitalisme ini. Hal ini mau mengatakan bahwa kepemilikan individu amat ditekankan di sana. Akibatnya para kapitalis bagaikan seorang raja yang pantas dilayani oleh bawahannya. Dalam situasi demikian, kesadaran akan martabat manusia sebagai sesama ciptaan merupakan sesuatu yang asing dari pandangannya. Karena ia merasa asing, maka jangan heran jika para kapitalis memandang para buruh sebagai budak-budak yang tak bernilai. Para buruh akan bernilai sejauh mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal.

Sementara paham sosialisme menekankan kepemilikan bersama. Oleh karena itu, paham ini lebih merupakan suatu tindakan protes terhadap kepemilikan individual dari para kapitalis. Mereka berharap adanya kesejahteraan bersama, keadilan yang seimbang, dan kebebasan yang tanpa syarat. Dengan demikian, masyarakat yang damai, aman dan sejahtera itu akan tercapai. Inilah harapan kaum sosialisme. Sosialisme juga mau menyatakan bahwa biarkanlah masyarakat memproduksi barang-barang sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilannya. Dengan berlaku demikian, maka kesejahteraan masyarakat kecil akan tercapai. Jika tidak maka kemiskinan dan penderitaan tetap merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat kecil. (Tulisan ini lahir dari kenyataan bahwa saat ini Papua sedang dikuasai oleh para kapitalis atau para pemilik modal…….dan saya menyadari bahwa sebagian besar tulisan ini bersifat subyektif utk itu mohon maaf bila pembaca merasa lain dgn tulisan ini….Wawaaaaaaa…..Amakanieeeee)!! Oleh: Kleopas Sondegau



Penulis adalah Mahasiswa pada Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi “Fajar Timur” (STFT-FT), Abepura-Jayapura Papua.

Blog, Updated at: 04.34

0 komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU

Komisi Somatua Intan Jaya. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts