Pater Frans Lieshout OFM |
Pria
itu terlihat tua. Ia memiliki postur tubuh yang tinggi dan kekar meski sudah
tua. Terlihat kulitnya yang dulu kekar mulai keriput bertanda usianya semakin
tua. Gaya bicaranya santai dan tak satupun kata yang tak terucap salah walaupun
sudah tua dan pemenggalan kata-kata yang diucapkan pun terdengar dengan jelas.
Senyum ria tetap dan selalu terukir di wajahnya. Cara jalannya pun masih
seperti orang muda. Dia adalah Pastor Frans Lieshout OFM.
Pastor Frans Lieshout OFM yang lazim disapa dengan
Pater Lieshout lahir di Moonfort, Nederland pada tanggal 15 januari 1935. Ia
adalah penulis buku “Sejarah Gereja Katolik di Lembah BaliemPapua”. Ia ditahbiskan menjadi
imam pada tahun 1962. Satu tahun kemudian setelah mengikuti beberapa kursus
sebagai persiapan untuk menjadi misionaris di Asia pada bulan april tahun 1963
ia diberangkat ke Nederland New Guinea atau Papua.
Tahun 1963 Selama satu tahun ia bertugas sebagai
pastor di Jayapura. Kemudian pada tahun 1964 hingga tahun 1967 menjadi pastor dan
mewartakan Injil di Wamena yang biasa disebut sebagai lembah Baliem. Disanalah Pater
Lieshout pertama kali berkenalan dengan orang Baliem.
Selain di Baliempada tahun 1968 hingga pada tahun
1974 ia ditugaskan lagi ke paroki St.Missael Bilogai dan Bilogai. Disana ia
juga berkenalan dengan orang Moni pertamakali setelah orang Baliem.
Setelah itu selama 10 tahun dari tahun 1974 hingga
tahun 1984 Pater Lieshout menjadi rektor Sekolah Pendidikan Guru yang kini
menjadi SMA Taruna Bhakti dan dekan dekenat Jayapura. Dan pada tahun 1985 Pater
Lieshout resmi menjadi warga Negara Indonesia. Selain di Baliemdan Bilogai, Pater
Lieshout mewartakan ijil di Biak selama tiga setengah tahun dan selama dua
tahun menjadi pastor paroki Jayapura. Kemudian enam tahun di paroki katerdral Jayapura.
Kemudia sejak awal tahun 2007 kembali ke Lembah Baliem“Pulang
Kampung” tempat dimana pertama ia mengenal budaya dan masyarakat Baliem.
Saat ini ia menikmati masa pensiunnya sambil
menulis buku mengenai “Sejarah Gereja
Katolik dan Upaya masyarakat Lembah BaliemUntuk memepertahankan Dirinya dan
Kebudayaan di Tengah Berbagai Pengaruh dari Luar”.
Pater Lieshout adalah seorang misionaris yang
mewartakan Injil dan melayani umat Tuhan ditanah Papua. Selama melayani dan
melaksanakan tugas-tugas pastoralnya di Tanah Papua, Pater Lieshout ia
memberikan perhatian besar kepada kebudayaan asli Papua khususnya di lembah
baliem.
Saat ini Pater Lieshout bantu gereja dimana tempat
ia sedang menikmati masa pensiunnya sambil menulis buku dan melakukan studi
bahasa Baliem dan Budaya baliem.
Arnold Belau
HARAPAN KAMI MAHAISWA KABUPATEN INTAN JAYA
BalasHapusKami Mahasiswa Kabupaten Intan Jaya Di Harap Kan, Dengan Mendegar Nya Isu Isu Politik Yang Akan Beredal Di Intan Jaya, Mengenai Pilihan Kepalah Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Intan Jaya ,Maka Kami Mahasiswa Dengan Tegas Bahwa ,Pemilihan Tersebut ,Harus Sesuai Dengan Aturan Yang Ada Baik Itu Dari Beberapa Bakal Calon Maupun KPUD,PPD,PANWAS ,,Dll ,Jangan Perna Memihak Kepada Siapa -Siapa Tapi Harus Melalui Prosudur/ Mekanisme Yang Ada Agar Boleh BerJalan Dengan Bai ,Karena Kami Mahasiswa Sudah Melihat Dan Merasakan Apa Yang Terjadi Di Beberapa Daerah, Yang Sama Pemekaran Dengan Kabupaten Intan Jaya Maka., Itu Jadi Kan Suatu Pengalaman Untuk Kita Mahasiswa ,Dan Yang Sudah Terjadi Beberapa Daerah Itu Cukup Sudah. Jangan Lagi Terjadi Di Kabupaten Intan Jaya Lagi ,Maka Kami Mahasiswa Asal Kabupaten Intan Jaya Di Harap Dengan Tengas Bahwa KPUD,PPD,PANWAS,DLL Melaksanakan Tugas Dan Tangun Jawab Yang Seharusnya Agar Bisa Berjalan Dengan Baik, Dan Harus Patut Kepada Tuhan Yang Maha Esa,Patut Kepada Aturan Aturan Yang Ada , Dan Patut Juga Kepada Masyarakat, Dan Alam Yang Ada Di Kabupaten Intan Jaya .
Itu Adalah Harapan Kami Mahasiswa Kabupaten Intan Jaya .
Dan Kami Mahasiswa Juga Dengan Tegas Bahwa Jangan Perna Porpokasi Kepada Masyarakat Yang Berdiam Diri Di Dusun Dusun Kabupaetn Intan Jaya Tapi Kami Mintah, Memberikan Pandangan/Pemahaman Yang Baik Kepada Masyarakat Tersebut Karena Kami Tidak Mau Lagi Untuk Satu Orang, Kita Masyarakat Jadi Korban, Itu Kami Tidak Mau Maka ,Kami Di Mintah Kepada Masyarakat Kabupaten Intan Jaya Bahwa, Hal Untuk Memilih Itu, Tidak Memaksa- Maksa Tapi ,Roh Yang Ada Di Dalam Kita Suruh Mimilih Satu Berarti Kita Memilih Saja, Itu Merupakan Suatu Pesan Dari Kami Mahasiswa. Karena Di Antara Beberapa Kandidat Pasti Ada Satu Kandidat Yang Tuhan Sudah Memilih Dia Untuk Memimbing Kabupaten Intan Jaya Ke Depan ,Untuk Kita Semua
WAA..WAA,AMAKANIEE AMINO,KIENA,KANAK, SALAM KOMPAK