KOMISI Somatua Intan Jaya

Komunitas Independent Somatua Intan Jaya adalah sebuah wadah yang lahir dari kegelisahan hati dan pergumulan mahasiswa dan pelajar Intan Jaya yang ada di kota study Jayapura untuk memproteksi manusia dan alam yang ada di kabupaten ntan jaya dan secara umum di Papua.

PENDIDIKAN DI INTAN JAYA HARUS DI MULAI DENGAN PENDEKATAN BUDAYA.

Posted by KOMISI SOMATUA on Selasa, 14 Februari 2012

wajah pendidikan di intan jaya, foto : ist
Dulu gereja sebagai penyelenggara pendidikan dapat mendidik anak
sekolah dengan penuh sabar, rela dan benar – benar melayani serta beta
dengan masyarakat setempat walaupun tunjangan gaji guru sangat
terbatas bahkan sampai tidak ada sama sekali.  Ini mungkin di sebabkan
guru jaman dulu takut akan Tuhan dan takut akan masyarakat sehingga
bisa melayani dengan hati, sehingga guru yang dikelolah dari gereja
dapat mencetak manusia – manusia yang mampu melakukan segala terobosan
di segala bidang kehidupan.
Saat ini pendidikan dimana – mana tidak bermutuh, hal ini mungkin guru
– guru tidak mengajar dengan sepenuh hati dan juga guru – guru saat
ini mungkin tidak takut akan Tuhan dan masyarakat setempat, sehingga
guru – guru saat ini hanya mengharapkan gaji buta dan juga di
akibatkan karena sala penempatan orang dalam dinas pendidikan. Di
dinas pendidikan harus menempatkan orang yang benar – benar guru,
karena guru sudah mengalami manis pahit tentang guru, sehingga guru
akan lebih mudah melihat nasib guru kedepannnya, sehingga di dinas
pendidikan harus menempatkan orang – orang yang benar – benar guru,
bukan orang birokrasi agar pendidikan di Intan Jaya tidak menjadi
mati, karena dari salah penempatan orang yang tidak sesuiai dengan
bidang dan pengalaman akan merusak generasi dan daerah.
Untuk mendidik Sumber Daya Manusia  Intan Jaya saat ini di butuhkan
pendekatan budaya.  Hal ini terutama harus di lakukan oleh tiap - tiap
orang tua sebelum anak menginjak Taman kanak – kanak dan SD dalam
rangka membentuk pola pikir anak ke arah yang lebih baik agar
kedepennya bisa berhasil. Jika anak tidak di didik dalam keluarga,
maka anak akan dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya sehingga
mempengaruhi hidupnya kedepan. Untuk membentuk pola pikir anak kembali
kepada orang tua di rumah.
orang tua jangan hanya mengharapkan guru di sekolah, karena anak dari
pagi akan ke sekolah dan pulang sesuai dengan aturan yang sudah di
tetapkan, sedangkan waktu yang banyak ada di orang tua di rumah,
sehingga orang tua murid harus mendidik anaknya di rumah secara
bertahap dengan kebiasaan di lingkungan. Jika anak sudah biasa mencuri
dan orang tua hanya membiarkan saja, maka anak akan terbiasa dalam
hidupnya untuk selalu mencuri, sehingga orang tua musti didik anak
dari saat ini agar tidak melakukan hal – hal yang kurang baik sehingga
merugikan anak, orang tua maupun merugikan orang lain.
Kebiasaan – kebiasaan yang baik dalam lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat perlu di jaga dan di diberitahukan kepada anak
agar kebiasan yang baik bisa di pupuk dan di tingkatkan, guna
membentuk pola pikir anak ke arah yang lebih baik dan benar. pada
tanggal 19 Desember 2011 Maisini bertemu dengan salah satu guru SD di
Intan Jaya. Maisini bertemu guru tersebut di atas kapal Labobar dengan
tujuan Jayapura - Nabire. Maisini bertanya dan berbincang – bincang
seputar pendidikan di Intan Jaya. guru tersebut mengatakan bahwa dia
mengajar dengan kebiasaan – kebiasan yang ada pada masyarakat,
sehingga murud – muridnya pun mampu memahami apa yang telah di ajarkan
oleh guru tersebut dan bukan hanya memahami namun apa yang telah di
ajarkan sudah di hafal oleh murid – muridnya.
Guru tersebut juga mengajar tentang keterampilan kerajinan tangan,
sehingga pada saat ulangan guru tersebut memberikan tugas kepada anak
– anaka muridnya untuk membuat gelang, (kobe), noken (Ombo) maupun
sejenisnya. Gelang, kalung dan sejenisnya akan di periksa baik oleh
guru tersebut apakah itu buatan dari orang tua atau di anyam oleh anak
murid. Dengan cara mengajar seperti ini menambah kereatifitas anak
murid, sehingga anak murid dengan leluasa mampu membuat noken, gelang
maupun yang sejenisnya.
Cara mendidik guru sala satu SD di Intan Jaya ini patut di tiru oleh
semua guru yang ada di intan jaya, agar kedepan mengajar dengan
kebiasaan – kebiasaan yang ada pada masyarakat setempat agar kedepan
dapat mencetak Sumber Daya Manusia yang mandiri, kratif, beriman,
takut akan Tuhan, takut akan alam dan takut akan masyarakat sehingga
membangun Intan Jaya dengan baik sesuai dengan apa yang kita harapkan
oleh kita bersama,. Semoga.



Penulis adalah Ketua Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya
(KOMISI) Tinggal di Port Numbay.

Blog, Updated at: 07.32

1 komentar:

BERITA TERBARU

Komisi Somatua Intan Jaya. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts