KOMISI Somatua Intan Jaya

Komunitas Independent Somatua Intan Jaya adalah sebuah wadah yang lahir dari kegelisahan hati dan pergumulan mahasiswa dan pelajar Intan Jaya yang ada di kota study Jayapura untuk memproteksi manusia dan alam yang ada di kabupaten ntan jaya dan secara umum di Papua.

Masyarakat Intan Jaya Jangan Hanya Ingat Makan Hari Ini dan Pakai Hari Ini

Posted by KOMISI SOMATUA on Senin, 12 Maret 2012

logo KOMISI, Foto : Dok Pribadi

Berbagai fakta membuktikan bahwa sumber daya alam hilang akibat dari kaum pribumi dengan sengaja maupun tidak sengaja melepaskan lahan secara besar – besaran hanya untuk mendapatkan keuntungan sesat. Hal ini juga diakibatkan dari harapan kaum pribumi akan mendapatkan hidup yang lebih baik jika menjual tanah atau melepas lahan kepada para pembeli atau para pengusaha, namun sebaliknya kaum pribumi kehilangan sumber – sumber hidup setelah menjual tanah atau lahannya kepada pengusaha.

Pengusaha juga kadang memanfaatkan keterbatasan dan ketertinggalan kaum pribumi untuk membuat usahanya dilahan yang telah dilepaskan oleh kaum pribumi, sehingga para pengusaha tidak pernah membuat perjanjian yang jelas dan pasti untuk kaum pribumi. sehingga kaum pribumi pada akhirnya tidak bisa berbuat apa – apa, karena telah ditipu oleh pengusaha dengan jaminan yang tidak jelas dan tidak pasti.
Sesuai pantauan “Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya” (KOMISI) dari Magataga sampai Mbulu – mbulu pada bulan juli sampai dengan Agustus tahun 2011 di Intan Jaya telah melihat lahan Hutan yang telah dilepas oleh masyarakat kepada pengusaha kayu di sepanjang jalan Duginduga menuju Kemadoga tepatnya di Migipigumba Intan Jaya.

Hutan – hutan yang dianggap keramat oleh nenek moyang pun dibabat habis tanpa peduli akan leluhur yang menghuni alam tersebut, karena yang diharapkan masyarakat “Hanya Ingat Makan Hari Ini dan Pakai Hari Ini” sehingga tempat dimanah Roh – roh dan arwah – arwa para leluhur tinggal tidak di pedulikan oleh masyarakat. Namun disisi lain sebenarnya roh – roh dan arwa – arwa para leluhur itulah yang melahirkan, menyusui dan membesarkan kaum pribumi untuk menikmati alam yang telah ada.

Saat ini roh – roh dan arwah – arwah tidak akan menyakiti kaum pribumi yang menjual tanah dan hutan, tetapi akan dirasakan pada beberapa tahun mendatang, karena ditempat itulah kaum pribumi dilahirkan dan dibesarkan, namun kaum pribumi tidak sadar dan masih terus menjual tanah dan hutan.  Disisi lain  hutan dan kayu tidak akan dinikmati oleh anak dan cucu mereka, karena telah di jual habis.

Masyarakat Intan Jaya perlu sadar dan tahu bahwa pohon – pohon atau hutan – hutan berada didekat pinggiran rumah dan bukit – bukit kecil sedangkan di gunung hanya terdapat pohon – pohon kecil yang dalam bahasa setempat mengatakan (Tugapa), oleh sebab itu “Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya” (KOMISI) menegaskan kepada seluruh masyarakat Intan Jaya dari Anepone – Sanepone sampai Mbulu – Mbulu bahwa harus membuat perjanjian yang jelas dan pasti dengan pengusaha kayu atau hutan. Jika pengusaha kayu tidak membuat perjanjian yang jelas dan pasti kepada masyarakat, jangan masyarakat coba – coba untuk melepaskan lahan, karena pada akhirnya masyarakat yang akan mengalami segala kerugian, yaitu berupa tempat keramat, hutan maupun kayu dan juga generasi tidak akan menikmati.

Penulis adalah Missael Maisini, Ketua Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya

Blog, Updated at: 18.26

0 komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU

Komisi Somatua Intan Jaya. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts