KOMISI Somatua Intan Jaya

Komunitas Independent Somatua Intan Jaya adalah sebuah wadah yang lahir dari kegelisahan hati dan pergumulan mahasiswa dan pelajar Intan Jaya yang ada di kota study Jayapura untuk memproteksi manusia dan alam yang ada di kabupaten ntan jaya dan secara umum di Papua.

Reflksi Pemahaman Junior vs senior

Posted by KOMISI SOMATUA on Jumat, 05 April 2013


Sebuah kebetulan karena lebih dahulu dilahirkan dan lebih dahulu mengenyam pendidikan. Kertinggalan bukan menjadi perbedaan junior vs senior.


Setiap benak manusia terus terinspirasi hal yang membingungkan kebenaran fakta. Kebenaran fakta membuktikan kenyataan dalam aplikasi kehidupan yang terus terungkap secara eksplisit pada tataran harian. Penghormatan dan penghargan membarenggi hingga terpuncak pada suatu argumentasi yang terus mengatas namakan manusia senior vs junior menyebut membuat nama yang notabenenya mencapai kesadaran fundamental yang hakiki dan sashi yang tidak bisa dapat diganggu-guggat.

Pernyatan tersebut tersebut di atas dapat membingungkan antara yang satu dengan yang lain mencapai sejumlah perpisahan dalam benak pemikiran pun pula melintasi. Junior vs senior menjadi sebuah sorotan antara harapan dan kenyataan, penyatuan antara pemisahan. Dalam presepektif tersebut mendorong senior sebagai patokan integritas habitus baru yang radikal dalam perjuangan mencapai kesempurnaan diri. Sementara junior sebagai pengikut tongkat estafet untuk dan agar mewarisi apa yang menjadi kesimpulan kesepakatan bersama.

Asumsi awal dari pernyataan Junior vs Senior pada hakikatnya penempatan bahasa menjadi kendala orang tidak melihat dari sisi positif dan negative kemudian dari sisi lain juga tidak melihat kebaikkan dan dan kejujuran dari junior. Hal ini tidak melihat pada situasi dan kondisi mana kita harus menyebut nama junior vs senior. Untuk mencapai argumntasi tersebut memang tidak bisa menyangkal eksitensi hakikinya tentang junior vs senior melintasi pada posisi penggalaman dan kualitas kemampuan pribadi. Senior mengandaikan manusia radikal untuk mengantarkan manusia junior kepada batu loncatan dalam pola berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan bersama junior vs senior. Dalam keinginan bersama senior mengantar junior sampai pada puncak tataran kesadaran, kesetiaan yang melahirkan pola berpikir dan bertindak menjadi manusia bijaksana untuk dan agar bertindak pada sasaran utama. Ada empat hal yang menadi refleksi terhadap Senior VS Junior.

a. Junior vs senior adalah Sebuah Kebetulan

Jika berpikir secara logika terhadap Junior vs Senior sebagai sebuah kebetulan karena dengan menilai pada eksitensinya dalam berkecimpun untuk merahi suatu aspek kesempurnaan diri diri sendiri dan orang lain untuk mencapai puncak keberhasilan menjadi hal yang amat menyenyangkan dan membahagiakan. Hal demikian ditransperkan kepada semua manuasia yang menjadi keadikan dalam perjalanan mencapai mimpi yang sudah, sedang dan akan dicapai menjadi penggalaman bagi generasi berikutnya.

Manusia mungkin atau tidak mampu menganalisa secara jerni tingkat pemahaman manusia junior tidak sama dengan senior. Kelemahan dan kelebihan sering menjadi awal pijakan untuk bertindak bagi junior untuk mencapai konsepsi pemikiran secara rasional. Jatuh dan bangun adalah awal menuju pencapaian keterladanan Senior menjadi ukuran segalanya tidak menjamin tetapi kembali menjadi diri sendiri amat berguna dari pada konsepsi dan tingkat pemahaman amat sulit lalu kita mengikutinya. Dalam perjalanan semua manusia memulai perjuangan diri secara konsisten dengan berkomitmen yang radikal.

yang menjadi senior itu sebuah kebetulan karena lebih awal memulai perjuangan dari-pada dilahirkan dan disekolahkan sehingga lebih awal mencapai puncak nirvana ( puncak kebahagian, kesempunanan diri yanga hidup). Dalam presepsi tersebut manusia mengalami penyesuaian diri dengan lampat sehingga dengan memberikan nama stigma engkau senior perlu atau mengharuskan menghormati, engkau junior jadi harus patuhi, taat, ikut apa yang dikatakan senior kepada junior menjadi argument walaupu hal yang diungkappkan salah, hal in perlu dikritis

Dengan pemahaman tersebut diatas kapan ada ruang kebebasan diungkapkan?, ataukah manusia junior harus berdiam diri selamanya dalam suatu percakapan?, atau ikut-ikutan saja begitu jika argumentnya yang dilontarkan atau diungkapkan salah dan tidak diperbolehakan untuk mengomentari.

Saya kira tidak, manusia yang mengatakan senior dan junior adalah bahasa yang enak diungkapkan tetapi refleksi pribadi saya terhadap junior dan senior harus dihindari dengan memakai bahasa dengan adik dan kaka.

b. pola berpikir junior vs senior.

Tidak selamanya kebenaran pola berpikir berada pada kaka, tetapi tidak selamanya ada juga pada adik. Pola berpikir dan bertindak pun berbeda tetapi tujuannya mulia. Tujuan mulia yang dimaksud adalah suatu kebenaran yang membawa manusia kepada suatu kebenaran diri secara keseluruhan yang sempurna. Untuk itu, pemahaman yang harus kritis terhadap ungkapan senior dan junior yang notabenenya terlihat pada kemampuan manusia itu sendiri yang mengandalkan kebolehan sementara tidak mengintropeksi diri secara keseluruhan esksitensinya yang melampau kelemahan dan kelebihan pada tataran pemahaman.

Dalam hal tersebut di atas manusia disini diajak untuk melihat secara kritis jangan hanya karena posisinya lebih dahulu menamatkan pendidikan dan yang lainnya dari belakang menyusul sehingga sedang merayap untuk mengikuti jejaknya. Untuk mengatakan keseluruhan dari sebagian dan sebagiian dari keseluruhan tersebut junior vs senior seharusnya dipanggil sebagai saudara tetapi dipanggil sebagai adik tetap adik, kakak tetap kaka atau tidak senior tetatp senior, junior tetap junior akhirnya perasan minder, kaku, takut sehingga pada pernghormatan yang mendalam pun dilakukan karena penilaian senior dan junior menjadi kesalahan pemahaman akan terjadi. jika pada tataran tertentu bisa saja tetapi harus melihat secara jerni sikon saja.

c. Meninggalkan Senior vs junior dengan kata Saudara.

Untuk membahagiakan senior dan junior pada manusia yang sadar akan mengatakan saudara. Karena saudara mengungkapkan kekerabatan yang paling mendalam dalam realitas hidup yang salin melengkapi kesempunanan dari keseluruhan aspek. Berbagai aspek yang dimaksud adalah disiplin ilmu yang ditekuni melahirkan manusia yang bijaksana, sopan, taat, setia dan menjujun tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat eksitensinya.

Kapan pun dan dimana pun manusia akan menjadi saling menghormati bila kesadaran muncul pada kesadaran fundamental bahwa saya berdiri dan berjuang lebih awal mencapai puncak sehingga saya harus mengatakan kepada junior bahwa saudara engkau maju aku aku sebagai senior akan mendukung. dan akan memberikan sebuah apresiasi harus ditunjukkan melalui gaya dan model penyapaan kepada semua junior terhadap senior dan sebaliknya senior kepada junior.

d. Tidak ada keuntungan dari junior vs senior.

Dalam perjalanan perjuangan penyapaan junior vs senior tidak ada keuntungan bagi setiap pelaku yang suka memakai senior dan junior. Justru hanya membuat manusia mengkedirkan diri dalam kesinioritas dan kejenioritas. Pemahaman ini diperhadapkan pada suatu keegoisme akan munjul untuk mengormati satu dengan yang lain. Walupun dalam penyebutan senior dan junior memiliki banyak keterbatasan yang harus dibenahi untuk mencapai kebahagian bersama.

Mengapa mengatakan tidak ada keuntungan menyebut nama Senior dan Junior? Alasan yang paling fundamental adalah hanya sebuah kebetulan. Kebetulan itu terjadi karena manusia sudah lebih dahulu mengalami pembiaran diri dalam berbagi situasi. Situasi mengandaikan manusia sudah, sedang dan akan mencapai kebanaran rasional yang logis dan masuk akal yang definitive tergantung kepada manusia itu sendiri.

Jadi untuk mencapai tujuan yang paling mulia, manusia harus memulai pada tinggkat kedasaran dengan menyebut nama Senior dan Junior dengan sempurna. Dan harus menempatkan bahasa yang bisa diterima oleh junior vs senior yang sampai pada tingkatan harapan kesejajaran perjuangan yanh hakiki dan sashi.


Oleh : Krismas Bagau

Blog, Updated at: 08.04

0 komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU

Komisi Somatua Intan Jaya. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts