Sebuah kebetulan karena lebih dahulu dilahirkan dan lebih
dahulu mengenyam pendidikan. Kertinggalan bukan menjadi perbedaan junior vs
senior.
Setiap benak manusia terus terinspirasi hal yang membingungkan
kebenaran fakta. Kebenaran fakta membuktikan kenyataan dalam aplikasi kehidupan
yang terus terungkap secara eksplisit pada tataran harian. Penghormatan dan
penghargan membarenggi hingga terpuncak pada suatu argumentasi yang terus
mengatas namakan manusia senior vs junior menyebut membuat nama yang
notabenenya mencapai kesadaran fundamental yang hakiki dan sashi yang tidak
bisa dapat diganggu-guggat.
Pernyatan tersebut tersebut di atas dapat membingungkan
antara yang satu dengan yang lain mencapai sejumlah perpisahan dalam benak
pemikiran pun pula melintasi. Junior vs senior menjadi sebuah sorotan antara
harapan dan kenyataan, penyatuan antara pemisahan. Dalam presepektif tersebut
mendorong senior sebagai patokan integritas habitus baru yang radikal dalam
perjuangan mencapai kesempurnaan diri. Sementara junior sebagai pengikut
tongkat estafet untuk dan agar mewarisi apa yang menjadi kesimpulan kesepakatan
bersama.
Asumsi awal dari pernyataan Junior vs Senior pada hakikatnya
penempatan bahasa menjadi kendala orang tidak melihat dari sisi positif dan
negative kemudian dari sisi lain juga tidak melihat kebaikkan dan dan kejujuran
dari junior. Hal ini tidak melihat pada situasi dan kondisi mana kita harus
menyebut nama junior vs senior. Untuk mencapai argumntasi tersebut memang tidak
bisa menyangkal eksitensi hakikinya tentang junior vs senior melintasi pada
posisi penggalaman dan kualitas kemampuan pribadi. Senior mengandaikan manusia
radikal untuk mengantarkan manusia junior kepada batu loncatan dalam pola
berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan bersama junior vs senior. Dalam
keinginan bersama senior mengantar junior sampai pada puncak tataran kesadaran,
kesetiaan yang melahirkan pola berpikir dan bertindak menjadi manusia bijaksana
untuk dan agar bertindak pada sasaran utama. Ada empat hal yang menadi refleksi
terhadap Senior VS Junior.
a. Junior vs senior adalah Sebuah Kebetulan
Jika berpikir secara logika terhadap Junior vs Senior
sebagai sebuah kebetulan karena dengan menilai pada eksitensinya dalam
berkecimpun untuk merahi suatu aspek kesempurnaan diri diri sendiri dan orang
lain untuk mencapai puncak keberhasilan menjadi hal yang amat menyenyangkan dan
membahagiakan. Hal demikian ditransperkan kepada semua manuasia yang menjadi
keadikan dalam perjalanan mencapai mimpi yang sudah, sedang dan akan dicapai
menjadi penggalaman bagi generasi berikutnya.
Manusia mungkin atau tidak mampu menganalisa secara jerni
tingkat pemahaman manusia junior tidak sama dengan senior. Kelemahan dan
kelebihan sering menjadi awal pijakan untuk bertindak bagi junior untuk
mencapai konsepsi pemikiran secara rasional. Jatuh dan bangun adalah awal
menuju pencapaian keterladanan Senior menjadi ukuran segalanya tidak menjamin
tetapi kembali menjadi diri sendiri amat berguna dari pada konsepsi dan tingkat
pemahaman amat sulit lalu kita mengikutinya. Dalam perjalanan semua manusia
memulai perjuangan diri secara konsisten dengan berkomitmen yang radikal.
yang menjadi senior itu sebuah kebetulan karena lebih awal
memulai perjuangan dari-pada dilahirkan dan disekolahkan sehingga lebih awal
mencapai puncak nirvana ( puncak kebahagian, kesempunanan diri yanga hidup).
Dalam presepsi tersebut manusia mengalami penyesuaian diri dengan lampat
sehingga dengan memberikan nama stigma engkau senior perlu atau mengharuskan
menghormati, engkau junior jadi harus patuhi, taat, ikut apa yang dikatakan
senior kepada junior menjadi argument walaupu hal yang diungkappkan salah, hal
in perlu dikritis
Dengan pemahaman tersebut diatas kapan ada ruang kebebasan
diungkapkan?, ataukah manusia junior harus berdiam diri selamanya dalam suatu
percakapan?, atau ikut-ikutan saja begitu jika argumentnya yang dilontarkan
atau diungkapkan salah dan tidak diperbolehakan untuk mengomentari.
Saya kira tidak, manusia yang mengatakan senior dan junior
adalah bahasa yang enak diungkapkan tetapi refleksi pribadi saya terhadap
junior dan senior harus dihindari dengan memakai bahasa dengan adik dan kaka.
b. pola berpikir junior vs senior.
Tidak selamanya kebenaran pola berpikir berada pada kaka,
tetapi tidak selamanya ada juga pada adik. Pola berpikir dan bertindak pun
berbeda tetapi tujuannya mulia. Tujuan mulia yang dimaksud adalah suatu
kebenaran yang membawa manusia kepada suatu kebenaran diri secara keseluruhan
yang sempurna. Untuk itu, pemahaman yang harus kritis terhadap ungkapan senior
dan junior yang notabenenya terlihat pada kemampuan manusia itu sendiri yang
mengandalkan kebolehan sementara tidak mengintropeksi diri secara keseluruhan
esksitensinya yang melampau kelemahan dan kelebihan pada tataran pemahaman.
Dalam hal tersebut di atas manusia disini diajak untuk
melihat secara kritis jangan hanya karena posisinya lebih dahulu menamatkan
pendidikan dan yang lainnya dari belakang menyusul sehingga sedang merayap
untuk mengikuti jejaknya. Untuk mengatakan keseluruhan dari sebagian dan
sebagiian dari keseluruhan tersebut junior vs senior seharusnya dipanggil
sebagai saudara tetapi dipanggil sebagai adik tetap adik, kakak tetap kaka atau
tidak senior tetatp senior, junior tetap junior akhirnya perasan minder, kaku,
takut sehingga pada pernghormatan yang mendalam pun dilakukan karena penilaian
senior dan junior menjadi kesalahan pemahaman akan terjadi. jika pada tataran
tertentu bisa saja tetapi harus melihat secara jerni sikon saja.
c. Meninggalkan Senior vs junior dengan kata Saudara.
Untuk membahagiakan senior dan junior pada manusia yang
sadar akan mengatakan saudara. Karena saudara mengungkapkan kekerabatan yang
paling mendalam dalam realitas hidup yang salin melengkapi kesempunanan dari
keseluruhan aspek. Berbagai aspek yang dimaksud adalah disiplin ilmu yang
ditekuni melahirkan manusia yang bijaksana, sopan, taat, setia dan menjujun
tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat eksitensinya.
Kapan pun dan dimana pun manusia akan menjadi saling
menghormati bila kesadaran muncul pada kesadaran fundamental bahwa saya berdiri
dan berjuang lebih awal mencapai puncak sehingga saya harus mengatakan kepada
junior bahwa saudara engkau maju aku aku sebagai senior akan mendukung. dan
akan memberikan sebuah apresiasi harus ditunjukkan melalui gaya dan model
penyapaan kepada semua junior terhadap senior dan sebaliknya senior kepada
junior.
d. Tidak ada keuntungan dari junior vs senior.
Dalam perjalanan perjuangan penyapaan junior vs senior tidak
ada keuntungan bagi setiap pelaku yang suka memakai senior dan junior. Justru
hanya membuat manusia mengkedirkan diri dalam kesinioritas dan kejenioritas.
Pemahaman ini diperhadapkan pada suatu keegoisme akan munjul untuk mengormati
satu dengan yang lain. Walupun dalam penyebutan senior dan junior memiliki
banyak keterbatasan yang harus dibenahi untuk mencapai kebahagian bersama.
Mengapa mengatakan tidak ada keuntungan menyebut nama Senior
dan Junior? Alasan yang paling fundamental adalah hanya sebuah kebetulan.
Kebetulan itu terjadi karena manusia sudah lebih dahulu mengalami pembiaran
diri dalam berbagi situasi. Situasi mengandaikan manusia sudah, sedang dan akan
mencapai kebanaran rasional yang logis dan masuk akal yang definitive
tergantung kepada manusia itu sendiri.
Jadi untuk mencapai tujuan yang paling mulia, manusia harus
memulai pada tinggkat kedasaran dengan menyebut nama Senior dan Junior dengan
sempurna. Dan harus menempatkan bahasa yang bisa diterima oleh junior vs senior
yang sampai pada tingkatan harapan kesejajaran perjuangan yanh hakiki dan
sashi.
Oleh : Krismas Bagau
0 komentar:
Posting Komentar